Kamis, 22 September 2016

Aku ditelanjangi om saat tidur

                                Keprawanaku direnggut                                          oleh om supi     

                         



    Saat itu usiaku 17 tahun,keluargaku tinggal didaerah jawa tengah. Kami memang bukan orang yang kaya raya tapi setidaknya kami hidup berkecukupan, aku berkeinginan untuk bekerja disemarang. Pada awal orang tuaku menolak,kara alasanya hidup disemarang sangatlah sulit. Namun tekadku sudah bulat naik bus menuju semarang. Perjalanan 3 jam ini memang cukup membuatku pegal walaupun bus ini cukup nyaman. Aku susah memejam kan mata karena membayangan gemerapnya semarang. Namun niatku bukan untuk bersenang-senang,untuk bekerja mencari uang membantu orang tuaku.
    Akirnya bus tiba diterminal semarang,kira- kira pukul 11 siang. Ternyata semarang sangat terik! Ini memang bukan pertama kalinya aku ke semarang. Pernah beberapa kali aku ke kota ini untuk keperluan keluarga dan loburan. Tapi kali ini aku pergi sendiri.
    Dengan berbekel catan rute angutan umum,aku beranikan diri untuk mencari bus kota. Supir taksi dan ojek pun bertubi-tubi menawarkan jasa. Aku mau irit sejalan, lagi pula  hanya 2 kali naik bus,bisa lahh
     Bus melaju keselatan semarang,dimana tempat tante dan om ku tinggal. Jalan cukup lancar siang itu,jam 1 aku tiba dirumah mereka. Tante dan om menyambut dengan ramah. Aku langsung kamar tamu.
    Mereka sudah mempunyai anak 3 tahun. Rumah ini memang tidak terlalu besar,namun cukup nyaman untuk ku. Hari ini ku habiskan wAktu dengan gina anak tante dan omku.
    Hari-hari bekerja sudah dimulai,ini adalah pertama kali aku kerja,dan aku bekerja di salah satu perusahan.
    Suasana bekerja disini tidak seperti dikampung. Disini disini lebih ramai dan jaminan kesejahteran kariawan lebih terjamin. Aku sangat bersemangat bekerja. Uang jajan ku sebulan ini dikirim orang tuaku karena aku belum gajian. Aku mrngakali uang jajanku supaya bisa tersisa dan cukup karena gak mungkin aku minta uang tambahan pada tante dan om ku. Masak suda numpang minta uang pula.
    Setiap hari aku juga membantu pekerjaan rumah. Hal ini nggak aku lakukan dengan terpaksa,karena ini juga bentuk terimskasih kepada mereka. Begitulah setiap harinya kegiatanku,berangat kerja pagi-pagi,pulang jam 4 sore,bantu pekerjan rumah. Bila ada keperluan dluar aku usahakan tidak pulang terlalu malam.
    Kira-kira sudah 6 bulan aku tinggal disini. Dan mulai hari itu lah banyak kejadian yang menimpa diriku. Saat aku mandi sering kali ada perasaan gk enak dalam fikiranku seperti ada orang dibalik pintu kamar mandi dan memang benar ada orang dibalik pintu itu om supri, aku buka pintu kamar mandi om supri belagak ambil sabun dan salah tingah. Dan saat aku nyuci piring di dapur om supri pun melihatku dengan tatapan kaya gimana gitu,,bikin aku risih. Setiap malam aku pun tidak bisa tidur dengan nenyak karena setiap malam seperti ada sesrorang berdiri didepanku, aku pun tak berani membuka mataku kara aku takut.
   Pernah sekali aku pergoki om supri membangunkan aku tengah malam dia berkata GESER TAH,,!! sambil menepuk pundaku, aku pun terbangun dari tidurku dan kaget om supri membangunkanku tengah malam seperti ini dan lebih kagetnya lagi aku lihat keadaan om supri hanya menakai cd.
   "Ada apa sih om membangunkanku tengah malam seperti ini, ?" aku bertanya kepada om supri tapi om supri hanya diem saja, dan tangan kana om supri masuk kecd dan mengluarkan penisnya itu, aku terdiam melihat kejadin itu kara aku bingung, setelah berapa menit kemudian ada cairan putih keluar dari penisnya lalu om supri pun pergi meninggalkanku.
  Setelah kejadian itu pun aku baru menyadari ternyata setiap malam yang menghampiri aku waktu aku tidur itu om supri.
  "Iihh benci aku dengan om supri ternyata aku dijadikan obyek onani oleh om supri selama ini,,ihh ihh sebel sebel benci aku benci,,!" perkataanku dalam hatai.
  Kejadian setiap malam itu pun terus berulang-ulang membuatku tak nyaman lagi aku tinggal dirumah ini tapi aku mau tinggal dimana lagi selain disini, dan soal kejadin ini aku gak pernah bilang dengan tante sri aku takut salah paham  dengan tante sri.
    Tante sri kini lembur terus dan kadan gak pulang kerumah. Hampir setiap ku pulang kerja gak bertemu  tante sri karena jam 5 sore dia belum pulang kerja. Jadi aku hanya akan bertemu om supri atau gina, itu juga kalau gina  gak dirumah neneknya. Pernah suatu ketika aku pulang kerja, saat berganti baju dikamar, om supri tiba-tiba  membuka pintu.
    Aku kaget dan reflek menutup tubuhku yang hanya memakai bra dan cd. Dan dia langsung bilang maaf dan pergi menutup pintu. Hari-haris elanjutnya kadang ku memergoki om supri yang sedang melihat paha atau toketku. Baju dirunah memang cukup mengoda kara aku kada pake tengto dan celana pendek kadang cuma pake rok mini.
   Satu hari tante sri pergi keluar kota karena ada urusan dari kantornya dan gina dititipin ketempat neneknya karena om juga kerja sif-sifan. Dan malam itu aku pulang sekita jm 7 malam kara lembur,sampe dirumah masih sepi tida  ada om suupri dirumah aku pun menyalakan seluruh lampu dirumah lalu aku mandi.
    Setelah selesai mandi aku pun nggak pake bra langsung memake tengtop hitan dan celana pendek kunig, karena aku fikir om supri gak ada dirumah karena dia kerja dapat sif malam, setauku kalau om supri dapat sif malam dy berangkat setenga 6.
    Setelah selesai mandi aku menuju ke rang keluarga dan berbaring  dikasur lantai tak sadar aku pun tertidur.
   Terdengar suara langkah kaki mondar-mandir didekatku,tapi aku pun tak terbangun dari tidur ku waktu itu. Mungkin kara aku kecapean dan masih tertidur pulas dengan keadan miring.
   Ku rasakan ada yang merubah posisiku tidur waktu itu,dari posisi miring menjadi telentang, tengtop yang aku kenakan pun terasa ada yang menarik keatas hingga melewati kepala dan tangaku kemudian terlepas, payu dara ku yang berukuran 32c itu terlihat bebas karena aku gak memakai bh.
  Beberapa memit kemudian celanaku pun ada yang menarik, begitu terasa celanku turun menyusuri kakiku hingga ujung kaki,udara dinggin mulai kurasakn seluruh tubuh katena aku sudah telanjang. Terasa berat tubuhku ini sekarang,ditelinga kanaku terasa nafas hanggat jilatan lembut dan gigitan pelan membuat aku terangsang dan mendesa nikmat aaaahh. Apa ini mimpi aku pun belum menyasarinya aku masih terdur pulusa dan mataku masih terpejam.
  Semakin lama semakin nikmat gigitan  ditelinggaku hingga tangan kanan dan kiriku mengengam dan meremas bantal dan seprai. Tubuku mengliat naik dan turun seiring dengan desahan dari multku aaahh aakkahhh. Kaki  kan dan kiri ku pun mengentak kekasur lantai hingga berbunyi bluk,,bluk.
   Beberapa menit kemudian terasa bibirku yang tipis dilumat membuatku semakin nikmat tak sadar tanggan ku pun memeluk seseorang yang diatas tubuhku itu. Kini aku belum terasadar oleh kenikmatan ini, belain tangan yang lembut dilelinga dan leherku semakin nikmat ku rasakn saat ini. Ah ahah uuhh uhu ahh aku mendesah kenikmatan. Dan kini tangan kanaku pun memegang penisis yang lumayan besar itu ku remas penis itu.
  Cium itu pun terus turn menyusuri leheherku sampai kebukit kembarku yang berukuran 32c,remasan di payu dara ku membuatu mengliat hebat dan aku mendesah kembali aahhh uuuhh ahh,hingga terasa becek sekali vaginaku saat ini. Setelah puas meremas dan melumat payudaraku kini kakiku terasa dikangkan dan diangkat.
   Saat itu juga terasa sesuatu benda tumpul, menekan masuk kedalam vaginaku yang telah becek karena rangsangan tadi dan aku pun tersentak karena sakit yang teramat yang belum pernah aku rasakan sebelumnya, aku terbanggun dati tidur ku dan kulihat om supri diatas tubuhku yang mungil ini dengan keadaan telanjang dan penisnya om supri mencap divaginaku,,.
"Aaahhh ahhh ooomm saakitt jjannggan omm jannnggan,,,lepass lepasiin itttaa oommm" aku triak dan memohon keoada om supri. Tanggan ku coba mendorong om supri menjauh dari tubuhku ini.
"Ha ha kamu udah bangun ta,,?, gak apa ta sekitnya sebentar,," om supri menyawab dan ketawa puas melihat aku tebanggun dari tidurku dan om supri puas bisa merawani aku.
 Tubuhku pun kembali direbahkan kekasur lantai itu,kemudian om supri mencium pipi kiri dan kananaku,tapi ku tak mau aku pun memejamkan mataku dan mengeleng-gelengkan kepalaku.
" jangan om lepasin ita hik hik ihh ihh,," aku mrnangis dan berusa meleoaskan diri dari cengraman om supri.
  Om supri terus menerus mencembuku dan sesekali menekan penisnya masuk lebih dalalam lagi kevaginaku. Membuat diriku mendesah kembali "aaahhhaa".

"Ooommm uuuddaaahhh sssakkiiittt hik hik hik uuddahh aakkkuu laaapoorin ssamaa bulkikkk hik hik hok hok aaammpuunn omm" aku tetap memohon dan memogo kepada om supri,tapi om suori tak mebgihirokan aku menangis dan tebatuk,dia tetap mengenjot tubuhku. Sampai akirnya penis itu tercabut dari vaginaku kara aku meronta.
  Dan aku pun lari dengan keadan telanjan dan tetap menangis,tapi sayang sebelum aku lari tanggan tangan tanganku tepegan oleh om supri. Om supri langsung memluku tubuhku dari belakang dan meremas kedua susuku yang mungil itu,lalu menunggingan tubuh ku. Kemudian om supri  pun menancapkan kembali dari bekang dan rasanya semakn sakit sekali.
  "Ooomm sssssakkitt bbbangggett aaaamppuun oooommm ampuun" aku mendesah kesakitan. Om supri mengenjot aku lagi dan sekarang lebih cepat dia mengrnjot tubuku dan ku dengar om supri juga mendesah nikmat.
"Aaha ahh aaaashhh" om supri pun memasukan penisnya lebih dalam lagi kedalam vaginaku dan om supri memeluku dengan erat sekali, dan aku pun triak panjang ketika penis om supri masuk lebih dalam itu,"aaaaashhah ahhhh oooommmmmm" terasa cairan hangat memenuhi vaginaku ini. Dan om supri terjatuh dilantai bersamaku dengan posisi tengirap.
  Beberapa menit kemudian om supri mencabut penisnya dan aku pun terus menangis meratapi semua ini, dan tubuhku pun dibalik sama om supri menjadi telentang om supri pun meciumku dan berbisik awas sampe kamu bilang sama orang lain dengan kejadin ini. Om supri mengambil ponselnya terus mefoto aku dengan keadan telanjang.
  "Hik,,,hikk kamu tega om,,aku benci,,benci sama om,, " aku oun megrutu dan menangis mekampiaskan kekesalanku sama om supri sabil memegan kepalaku.
  Aku tergetak lemasa dan tak berdaya dilantai dengan keadaan telentang. Dan aku ditinggal om supri begitu saja. Setelah beberapa lama aku pun bangun dan mencari pakeanku dan ku kenakan kembali langsung aku tidur. Dan aku tak mungkin lapor sama bulk sri atau orng tua ku di kampung aku takut fotoku disebari sama om supri. Aku hanya bisa menangis dan merenungi apa yang telah terjadi menimpaku, dan seolah tak terjadi apa-apa denganku.